Berita keluarnya 41 dari 56 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) peserta SPMB se-Indonesia sebagai buntut dari ketidakpuasan dalam pengelolaan dana dari pendaftaran calon mahasiswa baru peserta SPMB sangat mengagetkan sekali dan membingungkan masyarakat, apalagi kita semua tahu bahwa rencananya SPMB akan digelar pada tanggal 2-3 Juli yang akan datang. Lalu bagaimana nasib SPMB dengan ancaman pemboikotan pelaksanaan SPMB oleh 41 PTN ini? Haruskah kita sebagai orangtua dan calom mahasiswa yang menjadi korbannya? Untuk itu untuk para calon mahasiswa dan orangtua ikuti terus informasinya disini dan di media2 cetak, elektronik, maupun online agar dapat melakukan langkah2 yang tepat seandainya SPMB batal dilaksanakan atau ada tes yang baru (rencananya diberi nama Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional/UMPTN). Kalau benar nantinya ada dua test, maka siap-siap untuk membayar 2 kali biaya pendaftaran! Masyarakat lagi yang menanggung akibatnya! Cape deh! – pr@bu “sungguh memprihatinkan pendidikan di negeri ini! udah biaya kuliah di PTN juga mahal, masuknyapun mau dibikin repot! Subhanallah!”
Baca berita terkait berikut ini, yang dicuplik (maaf mas: belum sempat minta izin) dari media2 yang ada :
10/3/08
Rektor ITB :
SPMB DAN UMPTN BIKIN BINGUNG
Erna Mardiana – detikBandung
Bandung – Keluarnya 41 PTN dari Perhimpunan SPMB yang berencana membentuk ujian seleksi swakelola yang dinamakan UMPTN dinilai akan membingungkan masyarakat. Institut Teknologi Bandung (ITB) hanya akan menyepakati seleksi ujian saringan masuk yang disepakati secara nasional.
Demikian disampaikan Rektor ITB Joko Santoso saat dihubungi detikbandung, Senin (10/3/2008). “Kami belum menentukan sikap. Kami masih menunggu. Jangan bikin bingung kita, saya yakin masyarakat sendiri akan bingung,” papar Joko.
Menurut Joko seharusnya masalah antara rektor dengan Perhimpunan SPMB mengenai pengelolaan keuangan pendaftaran mahasiswa baru ini bisa dimusyawarahkan, tanpa perlu adanya pembentukan jalur seleksi baru. “Itu kan hanya teknis pengelolaan keuangan, tidak perlu menjadi seperti ini masalahnya,” ujarnya menyayangkan.
Selama ini, dana yang dihimpun Perhimpunan SPMB seharusnya menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Oleh karena itu, uang tersebut harus disetor ke kas negara, bukan dikelola langsung Perhimpunan SPMB. Hal ini yang diprotes para rektor.
“Bagi kami terserah apa namanya, mau SPMB ataupun UMPTN yang terpenting itu adalah kesepakatan nasional. Saya tidak setuju jika ada dua jalur seleksi masuk nasional,” tegasnya.
ITB sendiri, kata dia, akan bersikap pasif dalam masalah ini. Pihaknya hanya akan menunggu kesepakatan di tingkat nasional.
“Kami lebih memikirkan seleksi masuk mahasiswa baru yang ada di ITB,” ujarnya. Dia menambahkan ada tiga jalur lain selain SPMB untuk masuk ke ITB yaitu kemitraan nusantara atau menyeleksi bibit unggul yang dikirimkan tiap daerah, ujian masuk daerah, dan ujian masuk terpusat.
10/03/2008 10:47 WIB
41 PTN Keluar dari SPMB, Unpad Belum Tentukan Sikap
Erna Mardiana – detikBandung
Bandung – Sebanyak 41 perguruan tinggi negeri (PTN) memutuskan keluar sebagai anggota Perhimpunan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru atau SPMB. Mereka berencana membentuk kepanitian penerimaan mahasiswa baru lewat koordinasi mandiri oleh sejumlah PTN. Universitas Padjadjaran (Unpad) sendiri hingga kini belum menentukan sikap.
Rektor Unpad Ganjar Kurnia saat dihubungi detikbandung melalui telepon, Senin (10/3/2008), mengatakan pihaknya masih mempelajari sikap Unpad untuk keluar atau tidak dari anggota Perhimpunan SPMB. “Kami masih mengikuti perkembangan dan berkoordinasi dengan PTN lain di Bandung seperti ITB dan UPI,” ungkapnya.
Dia menjelaskan yang menjadi persoalan selama ini antara rektor dengan Perhimpunan SPMB adalah mengenai pengelolaan keuangan pendaftaran mahasiswa baru. Dana yang dihimpun Perhimpunan SPMB seharusnya menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Oleh karena itu, uang tersebut harus disetor ke kas negara. “Kemudian dikelola oleh pihak PTN,” tambahnya.
Namun selama ini Perhimpunan SPMB mengelola keuangan sendiri. Ganjar menilai itu melanggar hukum. “Kami sepakat jika penerimaan mahasiswa baru harus dilakukan secara nasional. Nah SPMB bisa melakukannya. Namun persoalan pengelolaan keuangan, masih belum bisa kami terima,” jelasnya.
Ketika ditanya kembali apakah kemungkinan Unpad juga akan keluar dari Perhimpunan SPMB, lagi-lagi Ganjar mengelak memberikan jawaban pasti. Dia menyatakan dalam waktu dekat, Unpad akan segera mengambil sikap.
Selama ini, jumlah PTN yang tergabung dalam SPMB sebanyak 80 PTN. Dengan keluarnya 41 PTN dari SPMB, maka yang tersisa 39 PTN lagi.
Sementara itu saat dihubungi terpisah, Rektor ITB Joko Santoso mengaku belum mendengar kabar tersebut. “Saya minta untuk mencari tahu dulu ya, baru nanti saya akan bicara,” ujar Joko.
10/03/2008 11:53 WIB
Rektor Unpad: UMPTN Bisa Jadi Alternatif selain SPMB
Erna Mardiana – detikBandung
Bandung – Meskipun jalur seleksi melalui SPMB secara teknis dinilai tidak ada cacat, namun ujian seleksi secara swakelola Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional (UMPTN) yang dilontarkan 41 PTN yang keluar dari SPMB dinilai bisa menjadi alternatif.
Demikian disampaikan Rektor Unpad Ganjar Kurnia saat dihubungi melalui telepon, Senin (10/3/2008). “Secara hukum itu yang paling pas. Para PTN berkumpul dan sepakat untuk membuat panitia bersama,” ujarnya.
Menurutnya langkah 41 PTN keluar dari Perhimpunan SPMB, tidak masalah. Sebab, Perhimpunan SPMB berupa badan hukum yang didirikan untuk pengelolaan testing mahasiswa baru secara nasional. “Itu kan perhimpunan SPMB nusantara. Pada awalnya kesepakatan rektor. Nah untuk sekarang kalau ada yang ingin membentuk UMPTN, tidak masalah,” ujarnya berpendapat.
Unpad sendiri, kata dia, hingga saat ini belum bisa memastikan apakah akan keluar dari Perhimpunan SPMB dan bergabung dengan UMPTN atau tidak. “Kami belum tahu, bisa jadi ikut dua-duanya,” kata Ganjar.
Meksi demikian, kata dia, hal yang paling krusial dibentuknya UMPTN adalah waktu yang mepet. Pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru yang biasanya digelar sekitar Juni hingga Juli, akan membuat persiapan teknis untuk penerimaan mahasiswa baru akan terburu-buru.
“Kalau panitia SPMB kan sudah punya pengalaman yang lama, sehingga bagi mereka tidak masalah. UMPTN pun bisa tidak jadi masalah, toh saya yakin mereka pun bisa melakukan persiapan dengan maksimal,” tandasnya.
Menteri Pendidikan Tinjau Ulang Kebijakan SPMB
Senin, 10 Maret 2008 | 14:26 WIB
TEMPO Interaktif, Denpasar:Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo berjanji untuk meninjau ulang kebijakan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Menurut dia, selama ini ada proses yang kurang sesuai dengan Keppres No 80 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB).
“Saya minta PTN untuk memberikan masukan ke Dirjen Dikti,” kata Bambang di sela-sela pertemuan 9 menteri pendidikan dari negara berpenduduk terbesar (E9) di Nusa Dua, Bali, Senin (10/3). Ia merespons sikap 41 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menyatakan akan menggelar SPMB sendiri tanpa melibatkan Departemen.
Seperti diberitakan, Universitas Diponegoro Semarang dan 40 Perguruan Tinggi Negeri memutuskan keluar dari Perhimpunan SPMB . Mereka keberatan dengan pengelolaan keuangan dari pendaftaran calon mahasiswa yang dinilai keliru dalam menerjemahkan aturan pemerintah lewat Keputusan Menteri keuangan (Kepmenkeu) Nomor 115 pasal 2 B Tahun 2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada PTN. Dana yang dihimpun Perhimpunan SPMB seharusnya menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan harus harus disetor ke kas negara.
Menurut salah-satu anggota SPMB Dr Bejo Sujanto, selama ini uang SPMB disetor dulu ke panitia pusat bentukan SPMB kemudian dibagi ke regional yang terdiri dari 3 region. Rektor Universitas Negeri Jakarta(UNJ) ini menjelaskan, bila disetor sebagai PNPB ke Menteri Keuangan sebenarnya hampir sama. “ Hanya alurnya saja yang berbeda,” tegasnya di sela pertemuan E-9.
Keberatan dari PTN yang sebagian besar di Indonesia Timur, menurutnya, karena proses pembagian dinilai kurang transparan. Dia berharap, masalah ini akan segera diselesaikan oleh Dirjen Dikti terutama untuk menghindari adanya 2 kapanitian SPMB, yakni panitia pusat dan panitia daerah. Bila itu terjadi, biaya SPMB akan menjadi lebih mahal sehinggga mengurangi akses calon mahasiswa untuk memilih pendidikan tinggi negeri dimana pun di Indonesia. Rofiqi Hasan
UGM Tetap Ikuti SPMB
Senin, 10 Maret 2008 | 14:59 WIB
TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ir Sujarwadi mengatakan UGM tidak akan mengikuti jejak 41 dari 56 perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia yang akan memboikot pelaksanaan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) 2008.
Sujarwadi mengatakan sistem SPMB sekarang ini masih tetap efektif dalam menjaring mahasiswa baru, termasuk UGM yang sudah menjadi BHMN (Badan Hukum Milik Negara). Sistem SPMB dinilai tidak mendatangkan permasalahan apa pun.
“Kita lihat SPMB masih cukup efektif dan efisien. Hanya saja bagi beberapa PTN lain yang khususnya belum BHMN sepertinya mendatangkan banyak masalah,” kata dia, Senin (10/3).
Menurut dia, UGM akan mengikuti sistem yang akan dilakukan oleh pemerintah apa pun namanya termasuk SPMB. Hanya saja ia berharap agar sistem seleksi ini bisa diakses oleh seluruh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia dan berskala nasional. Sujarwadi mengakui sistem SPMB ini hasilnya masih kurang optimal dibanding sistem Ujian Masuk (UM) yang telah lama dilakukan UGM.
“Berdasarkan studi, memang mahasiswa yang masuk melalui ujian masuk lebih baik. Tetapi ujian nasional seperti SPMB tetaplah kita gunakan agar tetap ada akses bagi orang yang jauh dari UGM bisa masuk ke sini,” kata dia.
Sujarwadi mengakui nasib SPMB ini memang sangat bergantung dari komitmen PTN di seluruh Indonesia. Jika sebagian besar mengancam memboikot, maka hal itu juga akan mengakibatkan PTN lainnya kesulitan untuk menggelarnya.
Sudjawardi juga membantah UGM mempersoalkan masalah keuangan. Sebagai BHMN, pihaknya juga tidak terlalu tergantung pada SPMB karena sudah beberapa tahun terakhir menggelar seleksi sendiri. “Memang untuk kalangan PTN ada hal yang dipersoalkan. Masalahnya apa, silakan tanya ke PTN,” kata dia.
Seperti diketahui sebelumnya 41 dari 56 perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia mengancam memboikot pelaksanaan SPMB 2008 bila masih tetap ditangani oleh Perhimpunan SPMB Nusantara. Kesepakatan itu tertuang dalam pertemuan perwakilan 41 rektor dan pembantu rektor perguruan tinggi negeri se-Indonesia di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jatim, Minggu (9/3) kemarin.
Pihak PTN menilai pelaksanaan SPMB selama ini sudah baik, namun kurang transparan dalam segi keuangan. Uang tidak masuk ke kas negara. Karena itu, selama masih dilaksanakan SPMB oleh lembaga, seluruh PTN sepakat menyelenggarakan sendiri dengan nama Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional.
MUH SYAIFULLAH
UI Tetap Ikut SPMB
Senin, 10 Maret 2008 | 15:46 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan tidak akan menggelar seleksi mahasiswa sendiri. Alasannya, menurut Rektor UI Gumilar R. Soemantri, adalah efisiensi dan nilai positif bagi UI untuk berkontribusi pada integrasi bangsa.
“Siswa dari Aceh hingga Papua dapat ikut tes untuk memilih UI dari tempat masing-masing,” dia menjawab Tempo melalui layanan pesan singkat, Senin.
Alasan lain, Perhimpunan SPMB mempunyai pengalaman, teknologi, jaringan, kredibilitas dan reputasi yang telah teruji selama 27 tahun.
Ia menanggapi keluarnya 41 Perguruan Tinggi Negeri dari Perhimpunan SPMB, kemarin (9/3). Sebab, Perhimpunan SPMB dinilai telah keliru dalam mengelola keuangan dari pendaftaran calon mahasiswa. Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 115 pasal 2 B Tahun 2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada PTN, dana yang dihimpun Perhimpunan SPMB seharusnya menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan harus disetor ke kas negara. Reh Atemalem Susanti
41 PTN Keluar Dari Perhimpunan SPMB
KOMPAS/ PRIYAMBODO
Minggu, 9 Maret 2008 | 19:02 WIB
SEMARANG, MINGGU– Universitas Diponegoro Semarang dan 40 Perguruan Tinggi Negeri lainnya secara resmi memutuskan keluar dari keikutsertaannya sebagai anggota Perhimpunan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru atau SPMB.
Selanjutnya, kepanitiaan penerimaan mahasiswa baru dari jalur SPMB akan dilakukan lewat koordinasi mandiri oleh sejumlah perguruan tinggi yang telah memutuskan untuk keluar tersebut.
Ketidakcocokan antara sejumlah rektor PTN dengan Perhimpunan SPMB mengenai pengelolaan keuangan dari pendaftaran calon mahasiswa baru menjadi alasan utama keluarnya 41 PTN. Selama ini, keanggotaan Perhimpunan SPMB berjumlah sekitar 80 institusi.
“Perhimpunan SPMB keliru menerjemahkan aturan pemerintah lewat Kepeutusan Menteri keuangan (Kepmenkeu) Nomor 115 pasal 2 B Tahun 2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Perguruan Tinggi Negeri. Hal itu yang kami tidak sejalan. Karenanya, Undip dan beberapa PTN lain akan keluar dari Perhimpunan SPMB,” tegas Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Dr dr Susilo Wibowo melalui Kepala Humas Undip Adi Nugroho di Kota Semarang, Minggu (9/3).
Selama ini, karena merasa menjadi sebuah organisasi swasta, perhimpunan SPMB menilai pengelolaan keuangan adalah wilayah otonom mereka. Akhirnya, laporan keuangan hanya disampaikan dalam rapat pemegang saham setiap akhir tahun.
Namun demikian, sejumlah PTN yang memutuskan keluar tersebut menganggap dana yang dihimpun Perhimpunan SPMB seharusnya menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Oleh karena itu, uang tersebut harus disetor ke kas negara. Penggunaan dana untuk operasional dapat dilakukan dengan mengajukan proposal terlebih dulu.
Menurut Adi, 41 PTN yang memutuskan keluar dari Perhimpunan SPMB didominasi oleh perguruan tinggi dari Jawa Timur, Jawa Tengah, serta DI Yogyakarta. “Seluruh PTN dari Jatim, Jateng, dan DIY memutuskan keluar. Ada kemungkinan, perguruan tinggi negeri lainnya menyusul,” kata dia.
Sebagai ganti SPMB, Undip bersama 40 PTN lain, akan mengadakan kembali Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Rencananya, pendaftaran UMPTN akan dibuka pada Juni mendatang. Kepastian tanggal pelaksanaan akan diumumkan kemudian, menunggu hasil rapat koordinasi dengan sejumlah PTN lain, pertengahan Maret 2008.
Adi menjelaskan, pelaksaaan pendaftaran UMPTN kemungkinan akan bersamaan dengan pendaftaran Ujian Mandiri Undip tahap dua yang juga akan diselenggarakan pada Juni atau Juli mendatang, termasuk pengumuman penerimaannya. Keseluruhan mahasiswa baru yang dijaring melalui UMPTN, UM Undip satu, dan UM dua serta Program Seleksi Siswa Berpotensi (PSSB) akan masuk kuliah awal September 2008 .
“Sekali lagi perlu ditegaskan, seleksi penerimaan mahasiswa baru guna menjaring mahasiswa baru Undip tahun 2008 ini tetap ada, hanya kepanitian yang menaunginya yang berbeda,“ucap Adi. (A05)
Media Indonesia
Minggu, 09 Maret 2008 19:24 WIB
41 PTN Ancam Boikot SPMB
Reporter : Faishol Taselan
SURABAYA–MI: 41 dari 56 perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia sepakat bakal memboikot pelaksanaan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Tahun 2008, bila masih tetap ditangani oleh Perhimpunan SPMB Nusantara.
Kesepakatan itu tertuang dalam pertemuan perwakilan 41 Rektor dan Pembantu Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Minggu (9/3).
“Seluruh PTN sepakat menyelenggarakan penerimaan mahassiwa sendiri dengan nama lain bukan SPMB yang ditangani oleh perhimpunan,” kata Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Dr Fasichul Lisan.
Diantara PTN yang hadir diantaranya Universitas Udayana, ITS Surabaya, Unair Surabaya, Unesa Surabaya, Unibraw Malang, Universita Trunojoyo Madura, Universitas Khoirun Ternate dan Universitas Negeri Jember.
Panitia pertemuan tidak mengungkapkan empat PTN yang tidak mendukung. Namun, nama Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta dikabarkan tetap menginginkan SPMB digelar oleh Perhimpunan.
Menurut Fasich yang ditunjuk sebagai juru bicara, pelaksanaan SPMB selama ini sudah bagus namun kurang transparan dalam segi keuangan karena uang masuk ke perhimpunan bukan negara. Karena itu, selama masih dilaksanakan SPMB oleh perhimpunan, seluruh PTN sepakat menyelenggarakan sendiri dengan nama Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional (UMPTN).
“Pembahasan materi teknis sudah matang. Semua menyatakan setuju dengan pelaksanaan itu dan keluar dari perhimpunan, teknisnya akan dibicarakan lebih dalam lagi diantara PTN,” katanya.
Nantinya, kata Fasich, panitia nasional akan menyerupai panitia sebelumnya hanya nama yang berbeda. Teknis pembayaran berbeda dengan SPMB sebelumnya.
Bila sebelumnya seluruh keuangan pendaftaran masuk perhimpunan dan dibelanjakan untuk kepentingan tes, maka UMPTN nanti uang masuk ke bank, kemudian ditranfers ke kas negara baru ke masing-masing rekening PTN atau Rektor.
“Jadi, semua keuangan bisa dipertanggungjawabkan karena masing-masing rektor memiliki rekening sendiri. Semua PTN sudah sepakat mengunakan cara itu,” ujarnya.
Fasich menegaskan seluruh keputusan dari pertemuan ini akan dikomunikasikan dengan Dirjen Dikti di Jakarta. Fasich optimis Dirjen Dikti sepakat dengan usulan para rektor.
“Saya rasa kalau berangkat dari perlunya tranparansi dan untuk kepentingan negara, usulan para rektor ini akan mendapat tanggapan baik dari Dirjen. Ini untuk kepentingan negara juga,” ujarnya. (FL/OL-06)
Bagaimana pendapat blogger sekalian?
Salam,
pr@bu
Filed under: ATURAN, IKLAN, KEBIJAKAN, KIAT, KISI-KISI, KONSULTASI, LAIN-LAIN, PENGUMUMAN, PREDIKSI, SD, Simulasi, SMA, SMP, SOAL, spmb, UM, UMUM, UN, UN 2008, USM | Tagged: 41 PTN, balakutak, BEASISWA, blogger indonesia, BOCORAN SPMB, BOCORAN UN, DOWNLOAD TERBARU, FORUM REKTOR, indonesian blogger, ITB, KISI-KISI SPMB, KISI-KISI UASBN SD 2008, LATIHAN SOAL SPMB, NASKAH SOAL UN, SD, sertifikasi, SOAL PREDIKSI, SOAL SPMB, SOAL UASBN SD, spmb, spmb 2008, top blog indonesia, UASBN 2008, UM, UMPTN, UN 2008, UN SD, UN SD 2008, updated, USM | 33 Comments »